Minggu, 06 April 2014

Nonton Bareng Film “Hafalan Sholat Delisa”


Senin, 31 Maret 2014 merupakan hari yang istimewa. Momen liburan ini dimanfaatkan oleh anak-anak Permata untuk menyelenggarakan acara Nonton Bareng. Acara ini di laksanakan di Balai Desa Talun dan dibuka untuk umum. Mengingat harga tiket nonton di bioskop cukup mahal bagi kami, sehingga acara nonton bareng kami buat seperti layar tancap di Balai Desa. Cukup dengan menyewa proyektor, sehingga lebih ekonomis dan merakyat. Acara ini merupakan bagian dari program kerja Permata di tahun 2014. 

Rencananya film yang akan ditonton bareng adalah film “99 Cahaya di Langit Eropa part 1”. Sebuah film yang diangkat dari novel “99 Cahaya di Langit Eropa” karya Hanum Salsabila Rais. Novel ini mengisahkan perjalanan penulis menapaki jejak-jejak islam di Eropa (Kebetulan saya sudah membaca novelnya, dan saya merasa sangat terkesan. Sehingga ingin sekali melihat filmnya).

Pada mulanya ketika melakukan survey di beberapa rentalan CD, film ini telah beredar dalam bentuk kepingan CD, sehingga kami memutuskan untuk menonton film ini. Akan tetapi, sekitar H-5 ketika kami berniat menyewa CD film ini, ternyata CD film ini telah hilang dari peredaran. Menurut informasi dari penjaga rentalan CD, film ini memang sempat beredar di pasaran dalam bentuk CD, akan tetapi kemudian di tarik kembali. (Mungkin karena film part 2 nya baru keluar, jadi film yang part 1 di tarik lagi).

Alhasil kami kebingungan mencari film pengganti. Dalam waktu yang semakin mendesak, kami searching-searching di google mengenai judul-judul film yang tepat, kemudian mencari di rentalan apakah judul yang di maksud ada atau tidak. Perjuangan beberapa hari akhirnya menghasilkan beberapa list judul film, sehingga kami mulai memilah-milah ulang film mana yang akan di jadikan film pengganti. 

Setelah melalui proses diskusi dengan berbagai pertimbangan, akhirnya kami memutuskan memilih film “Hafalan Sholat Delisa” untuk ditonton bareng. Film ini juga merupakan sebuah film yang diangkat dari novel dengan judul yang sama, karya Tere Liye. Memang film ini sudah berulang kali ditayangkan di televisi, akan tetapi kami yakin film ini akan tetap menarik untuk ditonton. 

Acara nonton bareng dimulai pukul 07.30 WIB. Acara dimulai dengan bacaan basmallah yang dipandu oleh MC. Kemudian acara dilanjutkan dengan tilawah, agar acara ini tidak hanya menjadi nonton film semata, akan tetapi dapat membawa kemanfaatan dan di Ridhoi oleh Allah SWT. 

Memasuki acara inti yaitu menonton bareng film “Hafalan Sholat Delisa”. Perlahan lampu dimatikan, kemudian hening, dan akhirnya film pun diputar. Para peserta yang hadir tampak cukup menikmati dan mengikuti alur cerita dari film tersebut. Sesekali mereka tertawa ketika ada adegan yang lucu, kadang pula mereka tampak berkaca-kaca ketika ada adegan yang mengharukan. 

Menonton film memang paling enak sambil makan/ngemil. Menyadari hal tersebut, panitia juga menyediakan konsumsi berupa segelas air mineral dan beberapa camilan untuk menemani menonton film kali ini. 

Film “Hafalan Sholat Delisa” ini berlatar tempat di pesisir Aceh. Film ini mengisahkan tentang seorang anak yang bernama Delisa. Ia tinggal bersama ummi dan ketiga kakaknya. Delisa merupakan seorang anak kecil yang manis, cerdas, patuh kepada orang tua, sopan, baik hati, rajin mengaji, dan selalu ceria. Akan tetapi anak ini mempunyai masalah dalam hal menghafal. Ia susah sekali menghafal bacaan sholat. Untuk memotivasinya dalam menghafal bacaan sholat, ummi menjanjikan akan memberinya sebuah kalung berliontin huruf D jika ia telah lulus ujian hafalan sholat. 

Suatu hari, tibalah saat ujian hafalan sholat bagi Delisa. Ketika tengah praktek hafalan sholat, tiba-tiba gempa besar mengguncang Aceh dan diikuti dengan tsunami yang sungguh dahsyat. Akan tetapi saking khusyuknya Delisa melaksanakan praktek sholat, ia tidak merasakan gempa dan tsunami tersebut, sehingga ia tetap saja melanjutkan bacaan sholatnya. 

Gempa dan tsunami telah memporak-porandakan Aceh. Korban nyawa dan harta benda sungguh luar biasa. Dalam bencana ini, ummi dan ketiga kakak Delisa juga menjadi korban. Mereka meninggal dunia. Selain itu, kaki Delisa juga harus diamputasi. Mulailah babak baru kehidupan Delisa. Berbagai peristiwa dan cobaan sili berganti menghampiri Delisa. Selain itu, Delisa juga belum berhasil menghafal bacaan sholatnya.  

Suatu hari Delisa bertanya kepada Ustadz, mengapa ia sangat sulit dalam melakukan sesuatu. Kata Ustadz, ketika kita sangat sulit untuk melakukan sesuatu, itu tandanya kita tidak ikhlas dalam melakukannya. Dengan kata lain, kita melakukannya hanya demi untuk mendapatkan hadiah/imbalan. Mendengar hal itu, Delisa mulai sadar. Ia sadar bahwa sejatinya ia sangat sulit menghafal bacaan sholat karena selama ini ia melakukannya hanya untuk mendapatkan hadiah, dan itu salah. Delisa mulai sadar bahwa ia belajar sholat sejatinya agar ia bisa menjalankan sholat dengan baik dan dapat mendo’akan ummi, ketiga kakaknya, dan orang-orang disekitarnya. 

Tibalah hari dimana Delisa akan kembali menjalani ujian hafalan sholat. Oleh karena Delisa telah memahami benar maksud dari hafalan sholatnya, akhirnya Delisa berhasil melakukan sholat dengan mulus dan ia dinyatakan lulus ujian hafalan sholat. –selesai-

Dengan berakhirnya film ini, berarti tibalah di penghujuang acara nonton bareng. Acara kembali diambil alih oleh MC untuk membagikan doorprize kepada peserta sebelum acara diakhiri. MC meminta 2 orang peserta untuk maju dan menyebutkan hikmah apa yang dapat dipetik dari film ini, akan tetapi tak ada peserta yang mau maju. Mungkin karena mereka malu sehingga tidak mau maju ke depan. Tak apa lah. Doorprize kempali di simpan oleh panitia. Kemudian acara dilanjutkan penutupan oleh MC, dan di akhiri dengan bacaan hamdallah bersama-sama. 

Akhir kata semoga acara nonton bareng film ini dapat bermanfaat. Dan sampai jumpa dalam acara-acara Permata berikutnya. ^-^

#film “Hafalan Sholat Delisa” layak dan harus di tonton.  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar