Senin, 31 Maret 2014 merupakan hari yang istimewa. Momen liburan ini dimanfaatkan oleh anak-anak Permata untuk menyelenggarakan acara Nonton Bareng. Acara ini di laksanakan di Balai Desa Talun dan dibuka untuk umum. Mengingat harga tiket nonton di bioskop cukup mahal bagi kami, sehingga acara nonton bareng kami buat seperti layar tancap di Balai Desa. Cukup dengan menyewa proyektor, sehingga lebih ekonomis dan merakyat. Acara ini merupakan bagian dari program kerja Permata di tahun 2014.
Rencananya film
yang akan ditonton bareng adalah film “99 Cahaya di Langit Eropa part 1”.
Sebuah film yang diangkat dari novel “99 Cahaya di Langit Eropa” karya Hanum
Salsabila Rais. Novel ini mengisahkan perjalanan penulis menapaki jejak-jejak
islam di Eropa (Kebetulan saya sudah membaca novelnya, dan saya merasa sangat
terkesan. Sehingga ingin sekali melihat filmnya).
Pada mulanya
ketika melakukan survey di beberapa rentalan CD, film ini telah beredar dalam
bentuk kepingan CD, sehingga kami memutuskan untuk menonton film ini. Akan
tetapi, sekitar H-5 ketika kami berniat menyewa CD film ini, ternyata CD film ini
telah hilang dari peredaran. Menurut informasi dari penjaga rentalan CD, film
ini memang sempat beredar di pasaran dalam bentuk CD, akan tetapi kemudian di
tarik kembali. (Mungkin karena film part 2 nya baru keluar, jadi film yang part
1 di tarik lagi).
Alhasil kami
kebingungan mencari film pengganti. Dalam waktu yang semakin mendesak, kami
searching-searching di google mengenai judul-judul film yang tepat, kemudian
mencari di rentalan apakah judul yang di maksud ada atau tidak. Perjuangan
beberapa hari akhirnya menghasilkan beberapa list judul film, sehingga kami
mulai memilah-milah ulang film mana yang akan di jadikan film pengganti.
Setelah melalui
proses diskusi dengan berbagai pertimbangan, akhirnya kami memutuskan memilih
film “Hafalan Sholat Delisa” untuk ditonton bareng. Film ini juga merupakan
sebuah film yang diangkat dari novel dengan judul yang sama, karya Tere Liye.
Memang film ini sudah berulang kali ditayangkan di televisi, akan tetapi kami
yakin film ini akan tetap menarik untuk ditonton.
Acara nonton
bareng dimulai pukul 07.30 WIB. Acara dimulai dengan bacaan basmallah yang
dipandu oleh MC. Kemudian acara dilanjutkan dengan tilawah, agar acara ini
tidak hanya menjadi nonton film semata, akan tetapi dapat membawa kemanfaatan
dan di Ridhoi oleh Allah SWT.
Memasuki acara
inti yaitu menonton bareng film “Hafalan Sholat Delisa”. Perlahan lampu
dimatikan, kemudian hening, dan akhirnya film pun diputar. Para peserta yang
hadir tampak cukup menikmati dan mengikuti alur cerita dari film tersebut.
Sesekali mereka tertawa ketika ada adegan yang lucu, kadang pula mereka tampak
berkaca-kaca ketika ada adegan yang mengharukan.
Menonton film
memang paling enak sambil makan/ngemil. Menyadari hal tersebut, panitia juga
menyediakan konsumsi berupa segelas air mineral dan beberapa camilan untuk
menemani menonton film kali ini.
Film “Hafalan
Sholat Delisa” ini berlatar tempat di pesisir Aceh. Film ini mengisahkan
tentang seorang anak yang bernama Delisa. Ia tinggal bersama ummi dan ketiga
kakaknya. Delisa merupakan seorang anak kecil yang manis, cerdas, patuh kepada
orang tua, sopan, baik hati, rajin mengaji, dan selalu ceria. Akan tetapi anak
ini mempunyai masalah dalam hal menghafal. Ia susah sekali menghafal bacaan
sholat. Untuk memotivasinya dalam menghafal bacaan sholat, ummi menjanjikan
akan memberinya sebuah kalung berliontin huruf D jika ia telah lulus ujian
hafalan sholat.
Suatu hari,
tibalah saat ujian hafalan sholat bagi Delisa. Ketika tengah praktek hafalan
sholat, tiba-tiba gempa besar mengguncang Aceh dan diikuti dengan tsunami yang
sungguh dahsyat. Akan tetapi saking khusyuknya Delisa melaksanakan praktek
sholat, ia tidak merasakan gempa dan tsunami tersebut, sehingga ia tetap saja
melanjutkan bacaan sholatnya.
Gempa dan tsunami
telah memporak-porandakan Aceh. Korban nyawa dan harta benda sungguh luar
biasa. Dalam bencana ini, ummi dan ketiga kakak Delisa juga menjadi korban.
Mereka meninggal dunia. Selain itu, kaki Delisa juga harus diamputasi. Mulailah
babak baru kehidupan Delisa. Berbagai peristiwa dan cobaan sili berganti
menghampiri Delisa. Selain itu, Delisa juga belum berhasil menghafal bacaan
sholatnya.
Suatu hari
Delisa bertanya kepada Ustadz, mengapa ia sangat sulit dalam melakukan sesuatu.
Kata Ustadz, ketika kita sangat sulit untuk melakukan sesuatu, itu tandanya
kita tidak ikhlas dalam melakukannya. Dengan kata lain, kita melakukannya hanya
demi untuk mendapatkan hadiah/imbalan. Mendengar hal itu, Delisa mulai sadar.
Ia sadar bahwa sejatinya ia sangat sulit menghafal bacaan sholat karena selama
ini ia melakukannya hanya untuk mendapatkan hadiah, dan itu salah. Delisa mulai
sadar bahwa ia belajar sholat sejatinya agar ia bisa menjalankan sholat dengan
baik dan dapat mendo’akan ummi, ketiga kakaknya, dan orang-orang
disekitarnya.
Tibalah hari
dimana Delisa akan kembali menjalani ujian hafalan sholat. Oleh karena Delisa
telah memahami benar maksud dari hafalan sholatnya, akhirnya Delisa berhasil
melakukan sholat dengan mulus dan ia dinyatakan lulus ujian hafalan sholat.
–selesai-
Dengan
berakhirnya film ini, berarti tibalah di penghujuang acara nonton bareng. Acara
kembali diambil alih oleh MC untuk membagikan doorprize kepada peserta sebelum
acara diakhiri. MC meminta 2 orang peserta untuk maju dan menyebutkan hikmah
apa yang dapat dipetik dari film ini, akan tetapi tak ada peserta yang mau
maju. Mungkin karena mereka malu sehingga tidak mau maju ke depan. Tak apa lah.
Doorprize kempali di simpan oleh panitia. Kemudian acara dilanjutkan penutupan
oleh MC, dan di akhiri dengan bacaan hamdallah bersama-sama.
Akhir kata
semoga acara nonton bareng film ini dapat bermanfaat. Dan sampai jumpa dalam
acara-acara Permata berikutnya. ^-^
#film “Hafalan
Sholat Delisa” layak dan harus di tonton.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar