Rabu, 06 Agustus 2014

Merenung & Belajar dari Masa Lalu


Masa kanak-kanak adalah masa yang sangat indah. Penuh keceriaan, penuh kegembiraan, bebas berekspresi, dan tanpa beban. Menerawang kembali ke masa kanak-kanak membawa kedamaian sekaligus kerinduan akan keceriaan dan kenyamanan masa itu. Dan entah kenapa, sore ini, beriramakan suara jangkrik, bercahayakan sinar mentari yang menembus celah-celah pepohonan di ufuk barat, ditemani semilir angin sore yang menentramkan, ku lihat beberapa anak kecil yang masih bermain dengan penuh keceriaan. Berlari-larian, bermain sepeda, kadang berteriak bersahut-sahutan beriring gelak tawa. Indah sekali melihatnya.
Dan aku, seolah ingin kembali ke masa itu, masa ketika aku masih seumuran mereka.

Lama sekali kuamati mereka. Dan aku semakin menyadari bahwa terkadang, sebagai orang dewasa, tidak ada salahnya jika kita belajar kembali dari anak-anak dalam menyikapi suatu masalah. Oleh karena itu, mari kita kenang kembali masa kecil kita dan mari kita coba belajar darinya.

Persahabatan. Ingatkah ketika kita bercengkerama bersama sahabat-sahabat kita diwaktu kecil. Berari-larian, hujan-hujanan bersama, bermain sepakbola bersama, dll., namun tak jarang pula kita saling bertengkar, saling berebut mainan, lalu saling mengadu kepada orang tua berharap mereka akan membela kita di depan teman-teman. Hahaha. Lucu sekali mengingatnya. Namun entah disadari ataupun tidak, semasa kecil kita tak pernah punya musuh, yang ada hanyalah sahabat. Seberapa pun kita bermusuhan dan marahan, pasti tak berapa lama kemudian kita sudah bermain bersamanya lagi. Seolah semuanya baik-baik saja. Seolah tak pernah ada permusuhan diantara kita.

Nah inilah yang harus kita perhatikan, jika semasa kecil saja kita dengan mudah bisa memaafkan kesalahan orang lain dan melupakannya, mengapa justru ketika kita tengah mulai dewasa, kita justru begitu berat memaafkan dan melupakan kesalahan orang lain. Sering kali kita marah bahkan bermusuhan dengan orang-orang di sekitar kita hanya karena hal yang sepele. Tak jarang pula kita mengungkit-ungkit kesalahan orang lain meskipun kita mengaku telah memaafkannya. Seharusnya sebagai orang dewasa, kita malu dengan perilaku kita ini. Semoga Allah membimbing kita agar menjadi pribadi yang jauh lebih baik.

Depan rumah, sembari menikmati senja :)
^-^

(foto ponakanku tersayang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar