Kamis, 25 Juni 2015

Keindahan Keraton Ratu Boko



Lalala yeyeye. Akhirnya kemarin aku bisa menginjakkan kakiku kembali di Karaton Ratu Boko. Seneng banget rasanyaaaa.  

Keraton/Istana/Candi Ratu Boko merupakan salah satu situs sejarah yang terletak di dua desa yaitu Dusun Sumberwatu(Desa Sambirejo) dan Dusun Dawung(Desa Bokoharjo), kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Keraton Ratu Boko berada di atas perbukitan Boko. Menurut informasi yang aku baca dari papan informasi di sana, situs Ratu Boko berada di ketinggian 195.97 dpl.
Untuk sampai di sana cukup mudah kok. Dari Candi Prambanan kita ambil jalur ke arah kota Jogja. Lalu sampai di lampu merah utara pasar Prambanan, kita belok kiri ke arah Piyungan. Terus aja ikuti jalur arah ke Piyungan. Nggak usah takut nyasar, soalnya di sepanjang jalan ada penunjuk arahnya kok. Hehehe.  

Kompleks Keraton Ratu Boko berada di kiri jalan raya(di jalan masuknya ada tulisan panah masuk Ratu Boko). Namun jalur masuk yang satu ini untuk jalur Bus. Kalau temen-temen bawa motor atau mobil, mending lewat jalur satunya. Dari pintu masuk ini, kita masih jalan terus sampai nanti ada perempatan. Di perempatan ini kita belok kiri. Kalu belok kanan ke arah Candi ijo, kalau lurus ke arah Candi Banyunibo (ada tulisannya/ penunjuk jalannya). Terus aja ikuti jalanan aspal (di sepanjang jalan juga ada penunjuknya). Dari jalan raya menuju Ratu Boko tidak terlalu jauh, namun jalanannya cukup berliku. Maklumlah jalur perbukitan. 

Untuk masuk ke Keraton Ratu Boko kita harus membeli tiket masuk seharga Rp25.000,00/orang untuk orang dewasa(harga tiket kemarin) dan biaya parkir Rp2.000,00/motor. Mahal sih sebenarnya, untung aja aku ke sana sama mbakku, jadi kemarin dibayarin mbak deh. Hehehe. Asik kan? Thanks mbak :*. 

Setelah membeli tiket langsung deh capcuss masuk ke dalam. Sebelum pintu masuk ada sebuah pohon beringin besar yang dihias lampion-lampion gitu, bagus deh. Di keempat sisi pohon itu ditaruh kursi panjang, cocok buat ngadem gitu. Lalu di kiri pohon ada Boko Resto. Di balik Boko Resto ini ada sebuah balkon. Tentang balkon ini akan aku ceritakan nanti aja yaa, soalnya aku mampir di balkon juga setelah menjelajah di Keraton Ratu Boko. Lalu di kanan pintu masuk juga ada pohon beringin besar, di bawahnya juga dikasih kursi-kursi panjang. Konsep penataan di sekitaran pintu masuk ini menurutku cukup bagus. Cocok juga buat foto-foto.  

(Fotoku di depan pintu masuk)

Di pintu masuk kita akan disambut oleh para petugas yang akan mengecek tiket masuk kita. Sebenarnya sih tiketnya elektrik gitu, tapi ternyata pintu masuk elektriknya belum jadi. Malahan kemarin di atas pintu masuk juga ada beberapa tukang yang sedang melakukan perbaikan. Nggak tau tuh mau dibikin kayak gimana.

Untuk sampai ke pusat situs Keraton Ratu Boko, setelah melewati pintu masuk kita harus berjalan dan menaiki beberapa anak tangga. Di sana, di sepanjang jalan itu kita akan merasa seperti di taman yang indah. Di sisi kanan ada banyak kursi-kusri taman yang indah, gazebo-gazebo, kolam air, ada kandang rusa+tiga ekor rusa, dll. Lalu di sisi sebelah kiri kita akan disuguhi pemandangan alam yang sungguh menakjubkan. Karena berada di atas perbukitan, dari sana kita dapat melihat indahnya pemandangan alam, melihat keindahan kota Jogjakarta dan sekitarnya dari atas, dan Candi Prambanan juga tampak hlo dari sana. Keren banget deh pokoknya.

(Foto setelah pintu masuk)

(Ini juga setelah pintu masuk sisi kiri)

Semakin masuk ke dalam, benar-benar berasa seperti akan memasuki sebuah Keraton/ Istana. Karena semakin kita mendekat, kita akan melihat pagar Keraton yang cukup besar dan megah. Di bagian tengah ada pintu gerbang. Di bagian pintu gerbang ini terdiri dari lima gapura. Satu gapura utama yang berada di tengah-tengah dan diapit oleh empat gapura lainnya. Di tempat ini merupakan tempat yang sangat cocok untuk berfoto-foto ria. Hehehe. 

(Gerbang/ gapura utama)

Setelah kita melewati pintu gapura, kita akan melihat hamparan rumput yang sangat luas. Di tengah-tengah hamparan rumput ini berupa lahan kosong yang hanya ditumbuhi rerumputan, sedangkan di sisi kanan ada tumpukan bebatuan(aku lupa namanya, hehehe) serta pintu keluar menuju Pendapa dan Keputen. Sedangkan di sisi kiri ada bangunan tinggi yang berupa Candi Pembakaran dan Kiara Pandang.
(Hamparan rumput sisi kanan)

Setelah cukup puas berfoto-foto ria di sekitaran gapura/ pintu gerbang dan juga di rerumputan depan gapura, aku segera melanjutkan penjelajahan. Aku memutuskan untuk menjelajahi sisi kanan terlebih dahulu. Kemarin, di siang itu, matahari benar-benar bersinar dengan teriknya. Namun hal itu tak menyurutkan semangatku untuk terus melangkah.

Setelah menerjang hamparan rumput dan panasnya terik matahari, akhirnya aku sampai di pintu keluar sisi kanan. Untuk sampai ke Keputren dan Pendapa, kita harus menuruni anak tangga dan berjalan terlebih dahulu. Pemandangan di sana juga cukup bagus, namun sayangnya jalanan menuju Pendapa dan Keputren menurutku masih belum tertata dengan rapi, sehingga tampak semrawut. O iya, di sepanjang jalan ini juga tampak berbagai bongkahan batu dengan berbagai bentuk. Selain itu juga ada beberapa lubang bekas penggalian. Sayangnya banyak penggalian yang tampaknya dihentikan dan dibiarkan begitu saja. Seperti kemarin terlihat ada lubang galian yang berisi tangga batu ke bawah tanah. Tampaknya tangga itu cukup dalam, entah jika digali terus sampai mana. Namun justru penggalian itu tampaknya dihentikan sudah, hanya sampai kedalaman sekitar dua meter. Dari sini aku menyimpulkan sendiri bahwa sejatinya Keraton Ratu Boko ini dahulunya merupakan bagunan yang sangat megah dan luas. 

Sampai di Pendapa, kita bisa masuk ke dalamnya, karena di sana ada pintu masuknya. Di dalam Pendapa yah seperti Pendapa pada umumnya, berupa bangunan dengan ruang yang luas tanpa sekat. Di sana aku berasa bak berada di atas panggung yang besuar, luuas, dan indah. hehehe. 

(Di dalam Pendapa)

 Setelah masuk ke Pendapa kita bisa keluar lewat pintu yang letaknya lurus dengan pitu masuk. Setelah keluar, kita akan menjumpai bangunan kecil. Entah apa namanya (maklum aku bukan ahli sejarah) yang jelas bentuknya seperti candi tapi berukuran kecil. Di depan bangunan kecil itu ada lubangnya, terus di atas bangunannya ada tulisan “DILARANG MEMANJAT”. Siapa juga yang mau memanjat bangunan sekecil itu, fikirku. Hehehe. 

Lanjut dari area sekitaran Pendapa itu, kita bisa langsung melihat Keputren. Soalnya letak Keputren dan Pendapa hanya bersebelahan. Keputren juga berada di dataran yang lebih rendah dari Pendapa, sehingga kita bisa melihat Keputren dari atas. Keputren ini berupa kolam-kolam air yang banyak, dan dikelilingi oleh pagar. Ada pintu masuknya sih, tapi kemarin aku memutuskan untuk tidak turun dan masuk ke Keputren. Selain karena sudah bisa dinikmati dari atas, panasnya terik matahari juga membuatku malas untuk turun ke sana.

(Dilarang Memanjat euy :D)

(Keputren)

Setelah bernarsis-narsis ria di sana. Aku memutuskan untuk beristirahat sejenak di bawah pohon. Masih di area sekitar Pendapa. O iya di sana juga ada beberapa pedagang makanan gitu. Malahan kayaknya ada rumah warga juga deh di sana, jadi nggak usah khawatir kalau-kalau kehausan ataupun kelaparan. Seperti aku, kemarin juga dilanda kehausan yang luar biasa, maka dari itu aku membeli air mineral dan snack di sana. Pasalnya kemarin itu aku baru berangkat dati rumah kurang lebih jam 12.15 WIB. Bisa dibayangkan kan bagaimana teriknya matahari jam-jam segitu. Duh-duh, nih badan sampai basah semua. Hehehe. Jadi buat teman-teman yang mau jalan-jalan ke sini siang-siang bolong, aku saranin mending bawa payung. Sekalian bawa makanan dan minuman sendiri dari rumah juga, lebih hemat cuy. 

(Sekedar pelepas dahaga. *Bukan sponsor, dibeli pakai uang sendiri :D)

O iya, dari sana pemandangan alamnya juga sip banget hlo. Candi Ijo juga kelihatan dari sana.
Setelah energi agak pulih kembali aku melanjutkan perjalanan ke Gua. Jadi di Keraton Ratu Boko ini ada Guanya juga. Namanya Gua Lanang dan Gua Wadon. Kalau penasaran mengapa bisa diberi nama Gua Lanang dan Gua Wadon, silahkan searching sendiri. hehehe.  Pemandangan di sana tak kalah menakjubkan. Sayangnya di bebatuan ada banyak coret-coretannya. Agak sedikit mengganggu sih menurutku. 

(Di Gua)

Puas berfoto sambil berpanas-panasan kami memutuskan untuk segera kembali ke pintu masuk utama, mengingat kami baru menjelajah di sisi kanan. Jadi masih ada sisi kiri yang menanti untuk dikunjungi. 

Di sisi kiri ada Candi Pembakaran dan Kiara Pandang. Kami memutuskan untuk menuju Kiara Pandang terlebih dahulu. Kiara Pandang ini berupa bukit yang lebih tinggi, sehingga kita harus sedikit mendaki untuk sampai di sana. Di Kiara Pandang ini kita bisa melihat hampir seluruh area Keraton Ratu Boko. Bagus banget pokoknya. O iya, di sana juga ada tempat untuk peribadatan. Semacam wihara gitu. Di sana juga ada arcanya. Namun entah sampai sekarang masih digunakan untuk beribadah atau tidak. 

(dari atas Kiara Pandang)

(Tempat Peribadatan)

Lanjut ke Candi Pembakaran. Candi Pembakaran berupa bangunan yang di tengah-tengahnya ada lubangnya. Lubangnya cukup dalam sih, berbentuk balok dan diatasnya dikelilingi pagar. 

(Candi Pembakaran)

Setelah dari Candi Pembakaran, tak terasa hari telah menjelang sore. Meskipun begitu panasnya terik matahari masih belum surut. Maka dari itu, setelah puas menjelajah Keraton Ratu Boko (sebenarnya sih belum puas, tapi paling tidak aku sudah menjamah di semua titik), kami segera meninggalkan tempat ini. Namun masih ada satu tempat yang belum aku tapaki. Yaps bener banget, mampir ke balkon belakang Boko Resto dulu yaa. 

Balkon ini merupakan tempat yang sangat pas untuk menikmati dan mengagumi keindahan alam ciptaan Tuhan. Sungguh ini merupakan salah satu bukti Kuasa-Nya. Bagaimana tidak, pemandangan di sana sangatlah indah. Selain itu tempat itu juga di desain/ di tata dengan begitu rapihnya. Nyaman sekali menikmati kesejukan perbukitan dari sana. O iya menikmati sunset di sana juga nggak kalah keren. Bahkan jika cuaca sedang bersahabat, pihak pengelola juga menawarkan paket Boko Sunset. Wisatawan bisa menikmati keindahan sunset ditemani jamuan makan juga kayaknya (maklumlah, aku belum pernah ikut paket Boko Sunset. Heheh ). Lalu jika malam tiba, menikmati malam di sana juga buagussss banget. Soalnya kita bisa melihat berjuta bintang di langit dan juga melihat keindahan kota Jogja di malam hari. Pokoknya top markotop deh. 

(Di Balkon)

Satu lagi, di area Boko ini juga menawarkan paket kemah. Soalnya dulu pas SMA aku pernah kemah di sana. Bukan di Keratonnya, tapi di bukit atasnya tempat parkir. Kemah di sana juga seru hlo. Cuma jalanannya untuk naik ke atas cukup licin. Jadi kalau dapat kapling di atas (kayak aku dulu) jelas butuh ekstra hati-hati kalau jalan. Apalagi pas naik bawa perlengkapan kemah, atau pas mau turun selesai kemah, wuh bener-bener butuh perjuangan ekstra. Tapi keseluruhan tetep oke kok.
Aku rasa cukup sekian dulu kisahku. Terakhir buat teman-teman yang suka berpetualang, atau suka jalan-jalan ke candi (kayak aku), atau ingin menikmati pemandangan alam di temani hawa perbukitan, atau ingin camping, atau menikmati sunset, atau ingin melihat bintang dan gemerlapnya malam, harus deh main ke Keraton Ratu Boko.

Kalau aku sih petualangan candinya udah, kemahnya udah, liat bintangnya juga udah. Lihat sunsetnya tuh yang belum. Jadi kapan-kapan aku masih pengen banget balik ke sana. Terutama pengen membuktikan keindahan sunset di sana. Mudah-mudahan kesampaian. Aamiin. 

Kamar tidurku yang nyaman, 12 Agustus 2014; 19:32

Tidak ada komentar:

Posting Komentar