Lalala
yeyeye. Akhirnya kemarin aku bisa menginjakkan kakiku kembali di Karaton Ratu
Boko. Seneng banget rasanyaaaa.
Keraton/Istana/Candi Ratu Boko merupakan salah satu situs sejarah yang terletak di dua desa yaitu Dusun Sumberwatu(Desa Sambirejo) dan Dusun Dawung(Desa Bokoharjo), kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Keraton Ratu Boko berada di atas perbukitan Boko. Menurut informasi yang aku baca dari papan informasi di sana, situs Ratu Boko berada di ketinggian 195.97 dpl.
Keraton/Istana/Candi Ratu Boko merupakan salah satu situs sejarah yang terletak di dua desa yaitu Dusun Sumberwatu(Desa Sambirejo) dan Dusun Dawung(Desa Bokoharjo), kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Keraton Ratu Boko berada di atas perbukitan Boko. Menurut informasi yang aku baca dari papan informasi di sana, situs Ratu Boko berada di ketinggian 195.97 dpl.
Untuk sampai di sana cukup
mudah kok. Dari Candi Prambanan kita ambil jalur ke arah kota Jogja. Lalu
sampai di lampu merah utara pasar Prambanan, kita belok kiri ke arah Piyungan.
Terus aja ikuti jalur arah ke Piyungan. Nggak usah takut nyasar, soalnya di
sepanjang jalan ada penunjuk arahnya kok. Hehehe.
Kompleks
Keraton Ratu Boko berada di kiri jalan raya(di jalan masuknya ada tulisan panah
masuk Ratu Boko). Namun jalur masuk yang satu ini untuk jalur Bus. Kalau temen-temen
bawa motor atau mobil, mending lewat jalur satunya. Dari pintu masuk ini, kita
masih jalan terus sampai nanti ada perempatan. Di perempatan ini kita belok
kiri. Kalu belok kanan ke arah Candi ijo, kalau lurus ke arah Candi Banyunibo
(ada tulisannya/ penunjuk jalannya). Terus aja ikuti jalanan aspal (di
sepanjang jalan juga ada penunjuknya). Dari jalan raya menuju Ratu Boko tidak
terlalu jauh, namun jalanannya cukup berliku. Maklumlah jalur perbukitan.
Untuk
masuk ke Keraton Ratu Boko kita harus membeli tiket masuk seharga
Rp25.000,00/orang untuk orang dewasa(harga tiket kemarin) dan biaya parkir
Rp2.000,00/motor. Mahal sih sebenarnya, untung aja aku ke sana sama mbakku,
jadi kemarin dibayarin mbak deh. Hehehe. Asik kan? Thanks mbak :*.
Setelah
membeli tiket langsung deh capcuss masuk ke dalam. Sebelum pintu masuk ada
sebuah pohon beringin besar yang dihias lampion-lampion gitu, bagus deh. Di
keempat sisi pohon itu ditaruh kursi panjang, cocok buat ngadem gitu. Lalu di
kiri pohon ada Boko Resto. Di balik Boko Resto ini ada sebuah balkon. Tentang
balkon ini akan aku ceritakan nanti aja yaa, soalnya aku mampir di balkon juga
setelah menjelajah di Keraton Ratu Boko. Lalu di kanan pintu masuk juga ada
pohon beringin besar, di bawahnya juga dikasih kursi-kursi panjang. Konsep
penataan di sekitaran pintu masuk ini menurutku cukup bagus. Cocok juga buat
foto-foto.
(Fotoku di depan
pintu masuk)
Di
pintu masuk kita akan disambut oleh para petugas yang akan mengecek tiket masuk
kita. Sebenarnya sih tiketnya elektrik gitu, tapi ternyata pintu masuk
elektriknya belum jadi. Malahan kemarin di atas pintu masuk juga ada beberapa
tukang yang sedang melakukan perbaikan. Nggak tau tuh mau dibikin kayak gimana.
Untuk
sampai ke pusat situs Keraton Ratu Boko, setelah melewati pintu masuk kita
harus berjalan dan menaiki beberapa anak tangga. Di sana, di sepanjang jalan
itu kita akan merasa seperti di taman yang indah. Di sisi kanan ada banyak
kursi-kusri taman yang indah, gazebo-gazebo, kolam air, ada kandang rusa+tiga
ekor rusa, dll. Lalu di sisi sebelah kiri kita akan disuguhi pemandangan alam
yang sungguh menakjubkan. Karena berada di atas perbukitan, dari sana kita
dapat melihat indahnya pemandangan alam, melihat keindahan kota Jogjakarta dan
sekitarnya dari atas, dan Candi Prambanan juga tampak hlo dari sana. Keren
banget deh pokoknya.
(Foto setelah
pintu masuk)
(Ini juga
setelah pintu masuk sisi kiri)
Semakin
masuk ke dalam, benar-benar berasa seperti akan memasuki sebuah Keraton/
Istana. Karena semakin kita mendekat, kita akan melihat pagar Keraton yang
cukup besar dan megah. Di bagian tengah ada pintu gerbang. Di bagian pintu
gerbang ini terdiri dari lima gapura. Satu gapura utama yang berada di
tengah-tengah dan diapit oleh empat gapura lainnya. Di tempat ini merupakan
tempat yang sangat cocok untuk berfoto-foto ria. Hehehe.
(Gerbang/ gapura
utama)
Setelah
kita melewati pintu gapura, kita akan melihat hamparan rumput yang sangat luas.
Di tengah-tengah hamparan rumput ini berupa lahan kosong yang hanya ditumbuhi
rerumputan, sedangkan di sisi kanan ada tumpukan bebatuan(aku lupa namanya,
hehehe) serta pintu keluar menuju Pendapa dan Keputen. Sedangkan di sisi kiri
ada bangunan tinggi yang berupa Candi Pembakaran dan Kiara Pandang.
(Hamparan rumput
sisi kanan)
Setelah
cukup puas berfoto-foto ria di sekitaran gapura/ pintu gerbang dan juga di
rerumputan depan gapura, aku segera melanjutkan penjelajahan. Aku memutuskan
untuk menjelajahi sisi kanan terlebih dahulu. Kemarin, di siang itu, matahari benar-benar
bersinar dengan teriknya. Namun hal itu tak menyurutkan semangatku untuk terus
melangkah.
Setelah
menerjang hamparan rumput dan panasnya terik matahari, akhirnya aku sampai di
pintu keluar sisi kanan. Untuk sampai ke Keputren dan Pendapa, kita harus
menuruni anak tangga dan berjalan terlebih dahulu. Pemandangan di sana juga
cukup bagus, namun sayangnya jalanan menuju Pendapa dan Keputren menurutku
masih belum tertata dengan rapi, sehingga tampak semrawut. O iya, di sepanjang
jalan ini juga tampak berbagai bongkahan batu dengan berbagai bentuk. Selain
itu juga ada beberapa lubang bekas penggalian. Sayangnya banyak penggalian yang
tampaknya dihentikan dan dibiarkan begitu saja. Seperti kemarin terlihat ada
lubang galian yang berisi tangga batu ke bawah tanah. Tampaknya tangga itu
cukup dalam, entah jika digali terus sampai mana. Namun justru penggalian itu
tampaknya dihentikan sudah, hanya sampai kedalaman sekitar dua meter. Dari sini
aku menyimpulkan sendiri bahwa sejatinya Keraton Ratu Boko ini dahulunya
merupakan bagunan yang sangat megah dan luas.
Sampai
di Pendapa, kita bisa masuk ke dalamnya, karena di sana ada pintu masuknya. Di
dalam Pendapa yah seperti Pendapa pada umumnya, berupa bangunan dengan ruang
yang luas tanpa sekat. Di sana aku berasa bak berada di atas panggung yang
besuar, luuas, dan indah. hehehe.
(Di dalam
Pendapa)
Setelah masuk ke Pendapa kita bisa keluar
lewat pintu yang letaknya lurus dengan pitu masuk. Setelah keluar, kita akan
menjumpai bangunan kecil. Entah apa namanya (maklum aku bukan ahli sejarah)
yang jelas bentuknya seperti candi tapi berukuran kecil. Di depan bangunan
kecil itu ada lubangnya, terus di atas bangunannya ada tulisan “DILARANG
MEMANJAT”. Siapa juga yang mau memanjat bangunan sekecil itu, fikirku. Hehehe.
Lanjut
dari area sekitaran Pendapa itu, kita bisa langsung melihat Keputren. Soalnya
letak Keputren dan Pendapa hanya bersebelahan. Keputren juga berada di dataran
yang lebih rendah dari Pendapa, sehingga kita bisa melihat Keputren dari atas.
Keputren ini berupa kolam-kolam air yang banyak, dan dikelilingi oleh pagar.
Ada pintu masuknya sih, tapi kemarin aku memutuskan untuk tidak turun dan masuk
ke Keputren. Selain karena sudah bisa dinikmati dari atas, panasnya terik
matahari juga membuatku malas untuk turun ke sana.
(Dilarang
Memanjat euy :D)
(Keputren)
Setelah
bernarsis-narsis ria di sana. Aku memutuskan untuk beristirahat sejenak di
bawah pohon. Masih di area sekitar Pendapa. O iya di sana juga ada beberapa
pedagang makanan gitu. Malahan kayaknya ada rumah warga juga deh di sana, jadi
nggak usah khawatir kalau-kalau kehausan ataupun kelaparan. Seperti aku,
kemarin juga dilanda kehausan yang luar biasa, maka dari itu aku membeli air
mineral dan snack di sana. Pasalnya kemarin itu aku baru berangkat dati rumah
kurang lebih jam 12.15 WIB. Bisa dibayangkan kan bagaimana teriknya matahari
jam-jam segitu. Duh-duh, nih badan sampai basah semua. Hehehe. Jadi buat
teman-teman yang mau jalan-jalan ke sini siang-siang bolong, aku saranin mending
bawa payung. Sekalian bawa makanan dan minuman sendiri dari rumah juga, lebih
hemat cuy.
(Sekedar pelepas
dahaga. *Bukan sponsor, dibeli pakai uang sendiri :D)
O
iya, dari sana pemandangan alamnya juga sip banget hlo. Candi Ijo juga
kelihatan dari sana.
Setelah
energi agak pulih kembali aku melanjutkan perjalanan ke Gua. Jadi di Keraton Ratu
Boko ini ada Guanya juga. Namanya Gua Lanang dan Gua Wadon. Kalau penasaran
mengapa bisa diberi nama Gua Lanang dan Gua Wadon, silahkan searching sendiri.
hehehe. Pemandangan di sana tak kalah
menakjubkan. Sayangnya di bebatuan ada banyak coret-coretannya. Agak sedikit
mengganggu sih menurutku.
(Di Gua)
Puas
berfoto sambil berpanas-panasan kami memutuskan untuk segera kembali ke pintu
masuk utama, mengingat kami baru menjelajah di sisi kanan. Jadi masih ada sisi
kiri yang menanti untuk dikunjungi.
Di
sisi kiri ada Candi Pembakaran dan Kiara Pandang. Kami memutuskan untuk menuju
Kiara Pandang terlebih dahulu. Kiara Pandang ini berupa bukit yang lebih
tinggi, sehingga kita harus sedikit mendaki untuk sampai di sana. Di Kiara
Pandang ini kita bisa melihat hampir seluruh area Keraton Ratu Boko. Bagus
banget pokoknya. O iya, di sana juga ada tempat untuk peribadatan. Semacam
wihara gitu. Di sana juga ada arcanya. Namun entah sampai sekarang masih
digunakan untuk beribadah atau tidak.
(dari atas Kiara
Pandang)
(Tempat
Peribadatan)
Lanjut
ke Candi Pembakaran. Candi Pembakaran berupa bangunan yang di tengah-tengahnya
ada lubangnya. Lubangnya cukup dalam sih, berbentuk balok dan diatasnya
dikelilingi pagar.
(Candi
Pembakaran)
Setelah
dari Candi Pembakaran, tak terasa hari telah menjelang sore. Meskipun begitu
panasnya terik matahari masih belum surut. Maka dari itu, setelah puas
menjelajah Keraton Ratu Boko (sebenarnya sih belum puas, tapi paling tidak aku
sudah menjamah di semua titik), kami segera meninggalkan tempat ini. Namun
masih ada satu tempat yang belum aku tapaki. Yaps bener banget, mampir ke
balkon belakang Boko Resto dulu yaa.
Balkon
ini merupakan tempat yang sangat pas untuk menikmati dan mengagumi keindahan
alam ciptaan Tuhan. Sungguh ini merupakan salah satu bukti Kuasa-Nya. Bagaimana
tidak, pemandangan di sana sangatlah indah. Selain itu tempat itu juga di
desain/ di tata dengan begitu rapihnya. Nyaman sekali menikmati kesejukan
perbukitan dari sana. O iya menikmati sunset di sana juga nggak kalah keren.
Bahkan jika cuaca sedang bersahabat, pihak pengelola juga menawarkan paket Boko
Sunset. Wisatawan bisa menikmati keindahan sunset ditemani jamuan makan juga
kayaknya (maklumlah, aku belum pernah ikut paket Boko Sunset. Heheh ). Lalu
jika malam tiba, menikmati malam di sana juga buagussss banget. Soalnya kita bisa
melihat berjuta bintang di langit dan juga melihat keindahan kota Jogja di
malam hari. Pokoknya top markotop deh.
(Di Balkon)
Satu
lagi, di area Boko ini juga menawarkan paket kemah. Soalnya dulu pas SMA aku
pernah kemah di sana. Bukan di Keratonnya, tapi di bukit atasnya tempat parkir.
Kemah di sana juga seru hlo. Cuma jalanannya untuk naik ke atas cukup licin.
Jadi kalau dapat kapling di atas (kayak aku dulu) jelas butuh ekstra hati-hati
kalau jalan. Apalagi pas naik bawa perlengkapan kemah, atau pas mau turun
selesai kemah, wuh bener-bener butuh perjuangan ekstra. Tapi keseluruhan tetep
oke kok.
Aku
rasa cukup sekian dulu kisahku. Terakhir buat teman-teman yang suka
berpetualang, atau suka jalan-jalan ke candi (kayak aku), atau ingin menikmati pemandangan
alam di temani hawa perbukitan, atau ingin camping, atau menikmati sunset, atau
ingin melihat bintang dan gemerlapnya malam, harus deh main ke Keraton Ratu
Boko.
Kalau
aku sih petualangan candinya udah, kemahnya udah, liat bintangnya juga udah.
Lihat sunsetnya tuh yang belum. Jadi kapan-kapan aku masih pengen banget balik
ke sana. Terutama pengen membuktikan keindahan sunset di sana. Mudah-mudahan
kesampaian. Aamiin.
Kamar
tidurku yang nyaman, 12 Agustus 2014; 19:32
Tidak ada komentar:
Posting Komentar