“Salah satu ciri orang dewasa adalah mampu mensyukuri nikmat”. Itulah sebuah kalimat sederhana yang aku dapat hari ini dari Bapak Marsigit, salah seorang dosenku yang mengajar mata kuliah Bahasa Inggris di semester ini.
Aku
setuju, sangat setuju dengan kalimat itu. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa
setiap hari dan setiap saat, entah di sadari atau tidak,
Sang Pencipta tak
henti-hentinya melimpahkan nikmat-nikmatNya yang tiada tara kepada setiap
makhluk ciptaanNya. Mungkin terkadang kita lupa, bahkan bisa jadi kita lebih
banyak mengeluh dari pada mensyukuri nikmat-nikmat tersebut.
Sebagai
contoh, ketika kita merasa mengantuk, lebih sering kita mengeluh, padahal
mengantuk adalah salah satu nikmat yang diberikan oleh Sang pencipta kepada
kita, coba saja kalau kita nggak pernah mengantuk, lebih bermasalah bukan?
Hehehe. J
contoh lain misalnya ketika hujan tengah turun dengan lebatnya, lantas kita
mengeluh. Sebaliknya ketika matahari tengah bersinar dengan teriknya, kita pun
sering kali mengeluh. Pusing bukan?? Hehe.
Lalu
mengapa mensyukuri nikmat termasuk salah satu ciri orang dewasa? Begini teman,
sebagai orang dewasa tentu kita memiliki pola fikir yang jauh lebih matang jika
dibandingkan dengan anak-anak. Dengan bekal itulah seharusnya kita mampu
menyikapi setiap persoalan secara bijak. Baik itu sesuatu yang kita anggap
buruk maupun sesuatu yang kita anggap baik. Dan yang perlu di garis bawahi di
sini adalah bahwasanya sesuatu yang terlihat baik/ kita anggap baik, sejatinya
belum tentu memang benar-benar baik,
begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, sabagai seorang yang dewasa kita
hendaknya mampu berfikiran positif terhadap apa-apa yang telah Yang Kuasa
gariskan. Kita harus selalu yakin bahwa setiap hal yang terjadi terhadap kita
adalah bagian dari nikmat dan rahmat yang telah diberikan olehNya.
Misalnya
ketika ujian ternyata kita mendapatkan hasil yang kurang memuaskan (seperti
hari ini, hehe). Kita tak boleh merasa putus asa, kita tidak boleh berkecil
hati, dan yang paling penting kita tidak boleh menyalahkan Tuhan. Sebagai orang
dewasa kita harus tetap tersenyum dan bersyukur J. Bukan berarti kita merasa puas sampai di situ
teman, tetapi kita harus bersyukur karena kita pasti masih diberi kesempatan
untuk memperbaiki semuanya. Hasil yang kurang memuaskan tersebut harus
menjadikan kita semakin giat belajar. Belajar, belajar, dan terus belajar akan membuat
kita menjadi orang yang semakin baik lagi. Dan tak lupa, sesuatu yang tak kalah
penting adalah introspeksi diri. Berkaca pada diri sendiri. Hal ini akan semakin
menambah rasa syukur, dan mencegah bibit-bibit kesombongan dalam diri kita.
Berbeda
dengan anak-anak. Banyak mengeluh dan menuntut sesuatu agar sesuai dengan
kehendaknya adalah sifat kekanak-kanakan. Ketika temannya punya barang yang
lebih baik dari pada miliknya, ia selalu menuntut untuk dibelikan yang lebih
baik lagi. Ketika melakukan kesalahan, tidak mau mengakui justru mengambing
hitamkan orang lain. Ketika melakukan suatu kebaikan, lantas buru-buru
berkoar-koar agar mendapat pujian dari orang lain, dll. Contoh-contoh tersebut
merupakan perilaku dan pola fikir kekanak-kanakan.
Yang
perlu diingat adalah kedewasaan bukan diukur dan tercerminn melalui umur. Akan
tetapi kedewasaan akan selalu nampak dari pola pikir dan tingkah laku
seseorang. Dan senantiasa bersyukur adalah salah satu ciri orang dewasa. So,
mari kawan hiasi hari-hari kita dengan rasa syukur.
Akhir
kata, terima kasih kepada Pak Marsigit atas ilmu dan motivasinya hari ini. Dan
semoga tulisanku ini dapat bermanfaat. Wassalam.. ^-^
semoga kita bisa sama-sama belajar ya Endah :) nice post!
BalasHapusiyaaa mut :)
Hapus