Biar kuceritakan kepadamu tentang dia,
dia yang sangat kucinta. Yang dengannya, aku ingin menghabiskan sisa usia.
Dulu, dia datang sebagai
kawan, dan lambat laun menjeratku dalam suatu ikatan yang lebih dari pertemanan.
Bertahun-tahun kujalani hari-hariku
bersamanya. Kami tumbuh bersama dengan harapan bahwa hubungan kami dapat
bertahan selamanya.
Aku sadar banyak sekali perbedaan antara
aku dan dia. Namun nyatanya dia cukup sabar. Mau menerima aku yang masih banyak
belajar, termasuk belajar mencintai dia. Hingga hubungan kami dapat bertahan dalam
waktu yang tidak sebentar.
Ku akui dalam beberapa hal, ada sesuatu
dalam dirinya yang tidak aku suka. Tetapi aku selalu berusaha menerimanya.
Karena memang aku tak mencari yang sempurna. Cukup dia yang mau menerimaku apa
adanya.
Aku tahu dia tulus. Meskipun selama ini
hubungan kami tak selalu berjalan mulus.
Dia, pria dewasa, yang sebenarnya telah
siap dan ingin meminangku. Seperti yang berulang kali kutegaskan kepadamu.
Namun aku memang belum mau, aku merasa belum mampu.
Aku masih ingin menikmati hari-hariku
sendiri. Aku masih ingin mewujudkan mimpi-mimpi, sebelum berbagi dunia
bersamanya nanti. Dan memang dia mau mengerti, mau tetap sabar menanti.
Untuk dia, terima kasih telah memilihku.
"Pahamilah, bahwa dengannya: menanam cinta, merawat rasa, menggapai syurga, selamaya aku bersedia".
"Pahamilah, bahwa dengannya: menanam cinta, merawat rasa, menggapai syurga, selamaya aku bersedia".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar